Judul : Cara Ternak Kambing Modern | Tips Sukses Berternak Kambing
link : Cara Ternak Kambing Modern | Tips Sukses Berternak Kambing
Cara Ternak Kambing Modern | Tips Sukses Berternak Kambing
Cara ternak kambing
Ternak kambing termasuk salah satu pekerjaan pokok atau sekedar pekerjaan sampingan yang sudah biasa dilakukan masyarakat terutama di pedesaan yang umumnya berprofesi petani. Hampir sebagian besar masyarakat terutama di daerah pedesaan memiliki bintang piaraan baik kambing, ayam, sapi atau binatang lain yang tentunya memiliki nilai eknomi dan bisa menguntungkan.Hanya pada umumnya mereka hanya memelihara dalam jumlah terbatas dan tidak ada target berapa kambing yang harus dimiliki dalam 1 bulan atau 1 tahun ke depan. Mereka biasanya hanya memelihara karena sudah menjadi tradisi sebagai masyarakat desa yang sifatnya sebagai harta simpanan jika sewaktu-waktu butuh uang mendesak sehingga bisa dijual.
Sebenarnya beternak kambing bisa menjadi peluang yang sangat menjanjikan keuntungan jika dijalankan secara serius, karena disamping tingginya permintaan daging, cara perawatannya pun cukup mudah dilakukan, cuma sebagian besar masyarakat tidak melakukan hal itu karena umumnya mereka fokus pada pekerjaan utama yaitu bertani.
Keuntungan Beternak Kambing
Ada banyak kutntungan yang didapatkan dari beternak kambing disamping keuntungan secara finasial kotoran kambing bisa dijadikan pupuk. Disamping keudahan dalam pemeliharaan binatang ini cepat berkembang biak.
Biasanya kambing membutuhkan waktu 145-155 hari sejak awal kandungan sampai beranak, atau bisa dua kali dalam 1 tahun, berbeda halnya dengan sapi yang bisa 8 bulan baru beranak sejak awal mengandung, dalam memilih indukan harus selektif misalnya jenis netina yang belum pernah beranak sebelumnya dan tamoak sehat
Jenis usaha lain yang juga tidak aklah menarik adalah beternak kelinci, disamping mudah cara perawatannya juga cepat berkembang biak karena hanya membutuhkan 30 hari untuk beranak.
Jenis-jenis kambing yang cocok di ternak/bisnis di Indonesia :
1. Kambing kacang
2. Kambing etawa (kambing jamnapari)
3. Kambing boer
4. Kambing jawarandu (Bligon,gumbolo,kacukan,koplo)
5. Kambing Peranakan etawa
6. Kambing Saanen
7. Kambing gembrong
8. Kambing samosir (kambing putih,kambing batak)
9. Kambing kosta
10. Kambing boerawa
11. Kambing muara
12. Kambing marica
Mengenai pakan ternak yang bagus menurut saya adalah makanan alami seperti rumput,dan tumbuhan lainya, tetapi ketersediaan rumput tersebut sekarang sudah sangatlah sulit untuk di cari,Nah untuk mengakalinya saya punya alternative lain yaitu fermentasi dan amonisasi jerami,berikut penjelasanya:
Fermentasi dan amoniasi jerami dimaksudkan agar kualitas biomassa/ jerami padi meningkat dan dapat disimpan lebih lama. Pembuatan jerami
padi fermentasi dilakukan secara terbuka selama lebih kurang 21 hari. Proses fermentasi dilakukan di bawah naungan agar terhindar dari hujan dan sinar matahari langsung.
Proses fermentasi dilakukan dua tahap, yaitu tahap fermentasi serta tahap pengeringan dan penyimpanan. Agar proses fermentasi
berlangsung dengan baik perlu ditambahkan urea, sedangkan untuk
membantu memecahkan komponen serat yang terdapat dalam jerami
dapat ditambahkan probion (salah satu produk Balitnak). Setiap 1 ton
jerami segar memerlukan urea dan probion masing-masing 2,5 kg.
Jerami padi yang baru dipanen (mengandung air 60%) dikumpulkan
pada suatu tempat yang telah disediakan. Jerami ditimbun setinggi
±20 cm, selanjutnya ditaburi urea dan probion, ditumpuk lagi
sampai tinggi tumpukan sekitar 3 m. Tumpukan jerami dibiarkan selama
21 hari agar proses fermentasi berlangsung dengan baik.
Setelah melewati tahap fermentasi, jerami dikeringkan di bawah
sinar matahari atau dianginkan pada tempat yang terbuka. Jerami
padi fermentasi yang telah kering dapat dimanfaatkan sebagai bahan
pakan dasar pengganti rumput untuk sapi, kerbau, kambing dan domba.
Sisanya disimpan pada tempat yang terlindung. Jerami kering ini
dapat disimpan hingga 3 bulan. Proses pembuatan jerami padi fermentasi
cukup sederhana, mudah dan murah sehingga dapat diaplikasikan
di tingkat petani-ternak di pedesaan.
Nilai Gizi dan Pemanfaatannya
Jerami padi yang telah difermentasi memiliki penampakan warna
kecoklat-coklatan dan tekstur lebih lunak. Kandungan zat gizinya juga
lebih tinggi dibanding jerami tanpa fermentasi, serta lebih disukai ternak. Berdasarkan hasil penelitian,jerami padi fermentasi memiliki nilai gizi hampir sebanding dengan rumput gajah.
Pemeliharaan sapi perah dengan memanfaatkan jerami padi
fermentasi dan dedak padi sebagai pakan memberikan keuntungan sekitar
Rp11.000/ekor/hari dari penjualan susunya saja. Dengan teknologi
ini, seekor sapi perah yang memproduksi susu 8-10 liter/hari
hanya memerlukan biaya pakan senila penjualan 3 liter susu. Pemanfaatan
jerami padi fermentasi sebagai ransum dasar untuk sapi
potong telah banyak diaplikasikan dan cukup menjanjikan.
padi fermentasi dilakukan secara terbuka selama lebih kurang 21 hari. Proses fermentasi dilakukan di bawah naungan agar terhindar dari hujan dan sinar matahari langsung.
Proses fermentasi dilakukan dua tahap, yaitu tahap fermentasi serta tahap pengeringan dan penyimpanan. Agar proses fermentasi
berlangsung dengan baik perlu ditambahkan urea, sedangkan untuk
membantu memecahkan komponen serat yang terdapat dalam jerami
dapat ditambahkan probion (salah satu produk Balitnak). Setiap 1 ton
jerami segar memerlukan urea dan probion masing-masing 2,5 kg.
Jerami padi yang baru dipanen (mengandung air 60%) dikumpulkan
pada suatu tempat yang telah disediakan. Jerami ditimbun setinggi
±20 cm, selanjutnya ditaburi urea dan probion, ditumpuk lagi
sampai tinggi tumpukan sekitar 3 m. Tumpukan jerami dibiarkan selama
21 hari agar proses fermentasi berlangsung dengan baik.
Setelah melewati tahap fermentasi, jerami dikeringkan di bawah
sinar matahari atau dianginkan pada tempat yang terbuka. Jerami
padi fermentasi yang telah kering dapat dimanfaatkan sebagai bahan
pakan dasar pengganti rumput untuk sapi, kerbau, kambing dan domba.
Sisanya disimpan pada tempat yang terlindung. Jerami kering ini
dapat disimpan hingga 3 bulan. Proses pembuatan jerami padi fermentasi
cukup sederhana, mudah dan murah sehingga dapat diaplikasikan
di tingkat petani-ternak di pedesaan.
Nilai Gizi dan Pemanfaatannya
Jerami padi yang telah difermentasi memiliki penampakan warna
kecoklat-coklatan dan tekstur lebih lunak. Kandungan zat gizinya juga
lebih tinggi dibanding jerami tanpa fermentasi, serta lebih disukai ternak. Berdasarkan hasil penelitian,jerami padi fermentasi memiliki nilai gizi hampir sebanding dengan rumput gajah.
Pemeliharaan sapi perah dengan memanfaatkan jerami padi
fermentasi dan dedak padi sebagai pakan memberikan keuntungan sekitar
Rp11.000/ekor/hari dari penjualan susunya saja. Dengan teknologi
ini, seekor sapi perah yang memproduksi susu 8-10 liter/hari
hanya memerlukan biaya pakan senila penjualan 3 liter susu. Pemanfaatan
jerami padi fermentasi sebagai ransum dasar untuk sapi
potong telah banyak diaplikasikan dan cukup menjanjikan.
Demikianlah Artikel Cara Ternak Kambing Modern | Tips Sukses Berternak Kambing
Sekianlah artikel Cara Ternak Kambing Modern | Tips Sukses Berternak Kambing kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Cara Ternak Kambing Modern | Tips Sukses Berternak Kambing dengan alamat link https://kicaumaniahariini.blogspot.com/2015/12/cara-ternak-kambing-modern-tips-sukses.html
0 Response to "Cara Ternak Kambing Modern | Tips Sukses Berternak Kambing"
Posting Komentar